Problemnya adalah, di zaman sekarang sukar sekali menemukan orang yang sportif dan terang-terangan di muka. Kadang cara-cara kejam dilakukan dengan menghasut bos "di belakang", ketika saingan sedang tidak ada di tempat.
Bisa juga terjadi dalam hubungan senior-junior, di mana senior memanfaatkan tenaga si junior, namun mengklaim hasil kerja tersebut sebagai miliknya kepada si Bos. Ditambahi bumbu-bumbu di sana-sini sehingga muncullah perspektif lain (yang negatif) dari si Bos kepada Junior.
Tapi Tuhan tidak buta, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu. Bukan begitu bukan?